Konituban.com – Komisi disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur, hari ini kamis (10/08) dijadwalkan tengah membahas tuduhan adanya flare dan pelemparan botol yang dilakukan oleh Supporter Persatu pada laga kontra PSBI Blitar tanggal, (22/07) lalu.
Ikut hadir langsung dalam agenda Rapat yang diselenggarakan di Surabaya tersebut, Manager Persatu Tuban, Fahmi Fikroni.
Saat dikonfirmasi Manager Persatu Tuban ini menjelaskan, merujuk kepada Pasal 65 Jo pasal 66 ayat (1) Jo Kode Disiplin PSSI, dijelaskan bahwa panitia pelaksana (Panpel) Persatu Tuban dihukum denda 10 juta rupiah. Akibat adanya Flare dan pelemparan botol yang dilakukan pendukung tim Laskar Ronggolawe, julukan Persatu.
“Dalam rapat pembahasan hari ini, kita ingin melihat bukti kesalahan yang dituduhkan kepada Panpel Persatu. Kita yakin, semua dugaan yang di sangkakan PSSI itu tidak benar,” kata Roni menerangkan (10/8).
Roni menjelaskan lebih lanjut, keputusan Komdis PSSI yang dijatuhkan kepada Persatu tersebut dinilai tidak cermat. Pasalnya, surat keputusan sanksi yang diterima managemen tentang pelanggaran disiplin tersebut tidak sesuai dengan yang terjadi dilapangan.
“Dalam sanksi yang diterima manajemen, pelanggaran disiplin terjadi saat berlaga melawan PSBI Blitar. Namun, tanggal yang tercantum malah justru laga dengan Persepam Madura. Inikan sudah membuktikan kalau Komdis keliru atau salah sasaran. Terlebih, kita juga sama sekali tidak melihat adanya flare saat pertandingan melawan PSBI Blitar,” terang manager Persatu yang juga wakil Ketua PC GP Ansor Kabupaten Tuban ini.
Pada sidang kali ini, pihak Persatu akan klarifikasi dan meminta bukti dari Komdis PSSI atas tuduhan pelanggaran tersebut.
Roni berharap, Persatu bebas dari sanksi. Sebab, karena memang tidak ada pelanggaran disiplin apapun yang terjadi saat laga kontra PSBI Blitar di Loka Jaya Tuban beberapa waktu lalu. (Cho)