Dagongan, Adu Ketahan Fisik dan Strategi

0
6455

Konituban– Kemeriahan perayaan Kemerdekaan ke-71 di Kabupaten Tuban, bukan hanya ditengarai dengan pawai atau gerak jalan semata. Kini berbagai olahraga diperlombakan, termasuk olahraga tradisiobal dagongan yang cara permainnya kebalikan dari tarik tambang.

Adu Stretegi : Tim dari Tarita B berjibaku mendorong bambu untuk menumbangkan lawannya
Adu strategi : Tim dari Tarita B berjibaku mendorong bambu untuk menumbangkan lawannya

“Pasca kompetisi kali ini kawula muda, atau komunitas pencinta olahraga diharapkan tetap mempertahankan warisan nenek moyang tersebut,” kata Kasi Bidang Pemuda Pordikmas dan Jarahnitra Disdikpora Tuban, Rasul (10/9).

Rasul menjelaskan Dagongan sebagai permainan olahraga tradisional yang menggunakan bambu dengan ukuran tertentu. Bambu tersebut difungsikan sebagai alat mengadu kekuatan, untuk  saling mendorong antara regu yang satu dengan regu yang lain.

Biasanya bambu yang digunakan lomba mempunyai ketebalan, dan kekuatan yang dipersyaratkan. Minimal diameternya 12 cm–18 cm dengan ukuran panjang 5 m–8 m. Ketentuan yang dipersyaratkan tersebut untuk meminimalisir laka peserta.

Permainan dagongan ini cara mainnya kebalikan dari tarik tambang. Untuk tarik tambang biasanya cara bermainnya dengan saling manarik. Sedangkan untuk permainan dagongan kedua regu saling mendorong sekuat tenaga untuk mencari kemenangan.

“Permainan tradisional ini harus dimainkan secara berkelompok minimal 5 anak,” imbuhnya

Biasanya Dagongan dimainkan secara beregu, baik putra maupun putri. Komposisinya setiap tim terdiri dari 5 pemain dan 2 cadangan.  Kedua regu diwajibkan memakai kostum seragam dengan nomor dada atau di punggung.

Sebagaimana permainan tradisional lainnya, permainan dagongan ini hampir dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, Dagongan sering dilombakan pada acara tertentu maupun permainan di tingkat desa.

“Dagongan tahun ini sementara untuk tim putri sedangkan untuk tim putra tahun berikutnya.

Untuk lokasi dagongan merupakan berbentuk persegi panjang, mempunyai ukuran 2 m x 18 m. Panitia harus membuat garis tengah yang dibuat untuk membagi dua lapangan dengan sama panjang.

Sementara untuk area serang, dibatasi oleh garis pembatas  dengan jarak 2,5 meter dari garis tengah. Garis serang ini merupakan batas kaki pemain paling depan. Sehinggs seluruh garis pembatas lapangan harus dibuat dari kapur.

Untuk penilainnya, tim dinyatakan menang apabila mengalahkan regu lain dengan score 2 –0.  Interval antara dorongan pertama dan kedua adalah 3 menit, dan apabila terjadi draw (seri) diberi waktu 5 menit. Apabila terjadi pelanggaran, 3 orang pemain keluar dari lapangan.

Beberapa tim yang terlibat dalam lomba dagongan meliputi, SMA Al Huda Tuban, Tarita, SMA N 3 Tuban, MA TBB, dan PGRI Montong. (ron)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here