Konituban.com-Mengantisipasi kerugian klub kedua kali, manajemen sepakbola Persatu Tuban, Jawa Timur mengajak semua suporter / pendukung laskar Ronggolawe untuk tidak membawa / menyalakan flare di semua pertandingan Liga 2 Indonesia 2017. Pesan tersebut disampaikan dalam launching 24 pemain dan kostum anyar di lapangan GOR Rangga Jaya Anoraga Tuban.
“Untuk kebaikan semua pihak ayo mulai sekarang kita harus memahami aturan pertandingan,” ujar Manajer Persatu Tuban, Fahmi Fikroni, dihadapan suporter fanatik Ronggomania, dan Ultras Persatu Tuban, Minggu (16/4/2017).
Apabila dalam pertandingan berlangsung ada satu flare / petasan yang menyala, klub akan dikenakan denda oleh panitia penyelenggara Rp 10 juta. Apabila ketahuan menyalakan kedua kali, denda akan lebih besar sampai Rp 60 juta.
Transparansi selama pertandingan ini disampaikan dengan tegas dihadapan semua masyarakat. Jangan sampai hanya gara-gara ada suporter yang belum paham aturan, klub yang harus menanggung denda puluhan juta itu.
“Mari kita menjadi pendukung klub yang cerdas, baik dalam laga kandang maupun tandang,” imbuhnya.
Sebagai upaya antisipasi, Roni sapaan akrabnya telah menyiapkan tim sweeping. Setiap kali suporter memasuki staduion Lokajaya, tim akan memeriksanya. Tak hanya itu, selama pertandingan juga akan dilakukan sweeping.
Mendengar ajakan ini, masing-masing pimpinan suporter fanatik menyatakan kesanggupannya untuk tidak menyalakan flare. Baik dari pimpinan Ronggomania, maupun Ultras Persatu Tuban.
Diketahui, komisi Disiplin Indonesia Soccer Championship (ISC) PT Gelora Trisula Semesta (GTS) mendenda manajemen klub Persatu Tuban sebesar Rp 10 juta. Hukuman denda ini diduga ulah supporter klub Persatu Tuban, menyalakan flare dalam pertandingan perdana ISC B antara Persatu Tuban melawan Persepam Madura di Stadion Lokajaya Tuban, Jawa Timur pada 1 Mei 2016 lalu. (Ron)